Berita Terbaru

Mobile

Marketing

Internet

Ultah ke 10 - Twitter Rilis Emoji, Tagar, dan Kicauan Paling Populer

Tidak terasa media sosial microblogging Twitter telah berumur 10 tahun. Sejak diluncurkan pada 21 Maret 2006 silam, Twitter telah berhasil exit melalui IPO dan memiliki sekitar 320 juta pengguna.

10 tahun bukanlah waktu yang singkat. Terdapat banyak sekali hal-hal bersejarah yang muncul di Twitter. Semua itu dirangkum dalam sebuah video yang dikeluarkan oleh akun resmi Twitter hari ini.

Selain itu, menurut laporan Re/code, bertepatan dengan hari ulang tahunnya Twitter merilis informasi tentang emoji dan tagar yang paling banyak digunakan, serta kicauan-kicauan paling menarik.

Berdasarkan laporan Twitter, emoji 😂yang berarti “tangis kegembiraan” merupakan emoji yang paling banyak digunakan. Yang mana terdapat sekitar 14,5 miliar kicauan yang telah menggunakan emoji tersebut. Kemudian #FF, yang merupakan singkatan dari “Follow Friday,” adalah tagar yang telah digunakan di 539 juta kicauan Twitter.

Beralih ke kicauan paling menarik. Kicauan paling pertama di Twitter dibuat oleh sang pendiri perusahaan ini, yaitu Jack Dorsey. Kicauan ini dibuat pada tanggal 22 Maret 2006 (21 Maret di AS), tepat saat Twitter resmi diluncurkan ke publik.

Kemudian ada kicauan yang paling banyak di retweet, yaitu sebuah tweet foto dari penyiar televisi Ellen DeGeneres yang saat itu menjadi pembawa acara Oscar 2014. Hingga saat ini kicauan tersebut telah di retweet sebanyak 3,3 juta kali.

Sampai sekarang penyanyi pop wanita Katy Perry menjadi orang yang paling banyak diikuti di Twitter. Katy memiliki 84,4 juta pengikut. Apabila dibandingkan, angka tersebut lebih banyak dari jumlah penduduk di Inggris.

Akun yang memecahkan rekor mendapatkan satu juta pengikut paling cepat diperoleh Caitlyn Jenner.

Bagaimanapun, sebagai perusahaan yang telah berdiri selama 10 tahun, bukan berarti Twitter terbebas dari masalah. Sejak diluncurkan, Twitter telah kehilangan sekitar US$2 miliar (sekitar Rp26 triliun). Lalu saat dikelola CEO Dick Costolo, Twitter bisa dibilang tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Saham Twitter juga terus menurun. Hingga akhirnya Twitter terpaksa membawa kembali sang Founder, yaitu Jack Dorsey, sebagai CEO. Di minggu pertama setelah kembali menjadi CEO, Jack meminta maaf secara publik ke para developer. Karena selama ini kurang memperhatikan mereka.

Selain itu, Jack bahkan rela membagikan saham miliknya yang bernilai US$200 juta (sekitar Rp2,6 triliun) kepada para pegawai Twitter. Semua itu dilakukan Jack untuk membangkitkan kembali Twitter dari keterpurukan.

Dikutip : Techinasia

Grab Jalin Kerja Sama Strategis dengan Lippo Group

Aplikasi booking transportasi asal Malaysia, Grab hari ini mengumumkan bahwa mereka telah melakukan kerja sama strategis dengan Lippo Group. Salah satu konglomerat di Indonesia ini dikenal sebagai pemilik sejumlah ritel, mal, dan rumah sakit ternama yang tersebar di kota-kota besar di tanah air.

Melalui press release yang Tech in Asia terima, Lippo Group berencana akan memanfaatkan “keahlian transportasi dan pengiriman” milik Grab. Artinya Lippo akan memanfaatkan jaringan transportasi milik Grab untuk mendukung situs e-commerce miliknya, MatahariMall.

Hubungan antara Grab dan Lippo Group ini bukanlah kali pertama yang dilakukan. Karena berdasarkan laporan rekan kami, Lippo Group ternyata merupakan salah satu investor awal dari Grab.

John Riady selaku direktur dari Lippo Group mengatakan bahwa Venturra Capital—modal ventura milik Lippo Group—memiliki sejumlah saham di Grab.

Di Asia Tenggara, layanan GrabTaxi merupakan saingan berat dari aplikasi booking mobil asal AS, UBER. Sedangkan di Indonesia, GrabBike bersaing ketat dengan aplikasi booking khusus roda dua GO-JEK.

Masih di press release yang sama, pihak Grab juga mengungkapkan beberapa prestasi yang telah dan akan dicapai pada tahun ini.

Pertama, Grab mengklaim bahwa layanan GrabTaxi mereka telah berhasil menguasai 50 persen pasar layanan booking transportasi roda empat di Indonesia. Hal itu mengindikasi bahwa Grab telah melebihi jumlah booking transportasi yang diperoleh Uber di Indonesia. Prestasi tersebut sudah berhasil mereka capai pada akhir 2015 lalu.

Kedua, Grab mengklaim bahwa pada akhir bulan ini mereka akan memiliki 50 persen pasar layanan booking taksi roda dua di Indonesia. Hal ini mengindikasi bahwa GrabBike mendapat keuntungan dari kepopuleran GO-JEK

Dikutip : Techinasia

Inikah Penampakan Nyata iPhone 7?

Bocoran soal iPhone terbaru makin santer seiring waktu peluncurannya mendekat. Kali ini bocoran tersebut adalah penampakan nyata yang diklaim sebagai iPhone 7 Plus dengan kamera ganda.

Bentuknya berupa foto cover belakang ponsel, dengan dua kamera bertengger di ujung kanan atasnya. Tidak disebutkan iPhone jenis apa yang dimaksud.

Namun sebagaimana dilansir KompasTekno dari Phone Arena, Jumat (18/3/2016), bocoran yang dimaksud kemungkinan besar merupakan iPhone 7 Plus.

Dari foto tersebut juga diketahui Apple bakal memodifikasi desain garis-garis yang mengindikasikan lokasi antena ponsel.

Kemudian ada tiga titik untuk menghubungkan Smart Connector di bagian bawahnya.

Fitur Smart Connector tersebut pertama kali diperkenalkan pada iPad Pro dan berfungsi sebagai penghubung dengan Smart Keyboard. Entah fitur ini akan berfungsi seperti apa bila benar disematkan
ke iPhone 7.

Apple juga disebut akan menghilangkan jack audio 3,5 milimeter demi mendapatkan bodi yang lebih tipis. Sayangnya bocoran foto yang ada tidak menampilkan bagian atas, sehingga tidak diketahui keberadaan jack audio itu.

Sebelumnya sebuah bocoran modul kamera yang dikalim sebagai komponen dalam kamera iPhone. Sayangnya kebenaran hal tersebut belum dipastikan.

Gambar iPhone 7 berwarna rose gold tersebut di-render oleh perusahaan pembuat casing Feld & Fold berdasarkan foto yang bocor. Tapi harap diingat, ini hanya bocoran belaka dan belum tentu terwujud dalam iPhone baru nanti.

Dikutip : Kompas Tech

Kecepatan "Download" di Jakarta 7 Mbps, Papua Hanya 300 Kbps

Rata-rata kecepatan internet di wilayah-wilayah Indonesia ternyata sangat jomplang (berbeda jauh). Di kota-kota besar, kecepatannya bisa mencapai satuan Mbps. Sedangkan, di daerah terpencil hanya bisa merasakan internet dengan kecepatan di satuan Kbps saja.

Informasi tersebut diutarakan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara dalam kunjungannya ke kantor Kompas.com, Kamis (17/3/2016). Data itu sendiri didapatkan dari laporan Open Signal untuk periode Februari 2016 lalu.

Berdasarkan laporan tersebut, kata Rudiantara, rata-rata kecepatan unduh (download) internet di Indonesia mencapai 5,46 Mbps.

Menariknya, kecepatan unduh di Ibu Kota Jakarta melebihi kecepatan rata-rata secara nasional atau negara. Berdasarkan Open Signal, kecepatan di Jakarta bisa menyentuh angka 6,9 Mbps, mendekati 7 Mbps.

"(Kecepatan unduh) Lebih bagus dari Bangkok dengan kecepatan hanya 2,33 Mbps; New Delhi 1,89 Mbps; dan Kuala Lumpur di 5,87 Mbps," papar Chief RA, panggilan akrabnya.

Sayangnya, kecepatan unduh di Jakarta ini sangat berbeda jauh dari wilayah terpencil Indonesia. Daerah seperti Papua dan Maluku ternyata hanya bisa menikmati kecepatan unduh antara 200 hingga 300 Kbps saja.

"Itu Jakarta (kecepatan unduhnya) 23 atau 25 kali dari sana. Yang kasihan Maluku dan Papua," ujar Rudiantara.

Pemerintah pun sudah mengupayakan agar kecepatan internet di Indonesia semakin merata ke seluruh wilayah. Salah satu upayanya melalui program Palapa Ring.

Program itu sendiri merupakan langkah pemerintah untuk menghadirkan internet hingga ke seluruh wilayah Indonesia, salah satunya menggunakan kabel optik bawah laut.

"Inilah yang membuat didorongnya program Palapa Ring agar (perbedaan kecepatan internet) tidak terlaluh jauh," tutur Rudiantara.

Dikutip : Kompas Tech

Menkominfo: GrabCar Jadi Contoh "Ride Sharing" Berbasis Koperasi

Pemerintah mendorong penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi (ride sharing) untuk membentuk koperasi. Sebagai percontohan, solusi ini lebih dulu diterapkan pada Grab dengan layanan GrabCar miliknya.

Sebenarnya saat ini ada dua layanan ride sharing yang menjadi sorotan, yaitu Uber dan GrabCar. Namun pemerintah memilih untuk mendorong pemrosesan koperasi GrabCar sebagai percontohan bagi layanan serupa.

"Mudah-mudahan Grab ini bisa selesai, dia mengikuti aturan yang berlaku dan koperasi jadi wadah mobil-mobil plat hitam (pribadi)," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, saat berkunjung ke kantor Kompas.com, Kamis (17/3/2016).

"Kenapa Grab? Kalau Grab selesai yang lain mengikuti cara yang sama," imbuhnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa solusi membentuk koperasi sudah mendapat izin dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selain itu, menteri yang akrab disapa Chief RA ini sudah mengajak Kementerian Perhubungan serta Grab dan Uber untuk mendiskusikannya.

"Setelah lapor ke Presiden dan Wakil Presiden, Saya langsung telepon Menteri Koperasi Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga minta tolong supaya mendukung percepatan prosesnya," terang Rudiantara.
"Dari Kemenkop sudah selesai diproses, saya cek tadi mereka sedang akan memroses ke Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Nah, PTSP kan di bawah Pak Ahok, saya juga sudah minta supaya prosesnya selesai dalam satu atau hari," imbuhnya.

Sebelumnya ribuan taksi konvensional mengajukan protes dan menuntut Uber serta GrabCar ditutup. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan juga melayangkan surat meminta penutupan kedua apllikasi.
Namun Rudiantara tak memberikan kepastian pemblokiran atau membiarkan aplikasi berjalan. Dia menyatakan akan mencari solusi dan salah satunya adalah membuat koperasi yang menampung para supir.

Dikutip : Kompas Tech

Google Perkenalkan Platform Iklan Khusus UKM "AdWords Express"

Google Indonesia akhirnya memboyong platform beriklan "AdWords Express" ke tanah air. Fungsinya kurang lebih sama dengan "AdWords", yakni membantu para pebisnis menjangkau khalayak online dengan beriklan di platform Google.

Hanya saja, AdWords Express sifatnya lebih mobile dan praktis. Ketersediaan AdWords Express sendiri di Indonesia sebenarnya sudah sejak akhir Januari lalu. Namun baru hari ini, Kamis (17/3/2016), Google benar-benar mengumumkannya secara resmi.

Secara spesifik, Product Marketing Manager Small Medium Business Google Indonesia Mira Sumanti menjabarkan perbedaan AdWords Express dan AdWords yang lebih dikenal sebelumnya.

Pertama-tama bisa dilihat dari skala usaha. AdWords Express lebih menyasar Usaha Kecil Menengah (UKM), sementara AdWords menyasar semua jenis usaha.

Pasalnya, AdWords Express bisa dioperasikan dengan biaya lebih efisien. Alat-alat beriklannya lebih sederhana sehingga tak perlu tenaga kerja khusus untuk mengolahnya.

"Nggak perlu punya pengalaman digital marketing. Dikerjain sendiri tanpa ada tim marketing khusus juga bisa," kata Mira.

Sementara AdWords lebih ruwet karena alat-alat beriklannya bisa dimodifikasi dan menyasar khalayak yang lebih tersegmentasi. Alhasil, perlu ada tim yang berpengalaman untuk mengolahnya.

Kedua, AdWords Express lebih bersifat mobile. Untuk beriklan melalui AdWords Express, pebisnis bisa mendaftar via aplikasi mobile dengan antarmuka yang lebih ramah.

"Nggak sampai 15 menit, iklan langsung jadi. Tahapannya jauh lebih simpel," kata Mira. "Untuk memonitor efektivitas iklan pun bisa dilakukan via mobile," ia menambahkan.

Lain halnya pada AdWords. Tahapan-tahapan yang lebih banyak mengharuskan pendaftaran bisnis melalui AdWords dilakukan di desktop. Untuk memonitor efektivitasnya barulah bisa dilakukan via aplikasi mobile.

Ketiga, AdWords Express bersifat otomatis. Variabel untuk menjaring impresi di AdWords Express cuma didasarkan pada rentang jarak dan lokasi.

Lain halnya dengan AdWords. Variabel atau alat beriklannya lebih bisa diutak-atik atau bersifat kustom. Dengan begitu, khalayak yang terpapar iklan lewat AdWords akan lebih spesifik.

Terlepas dari perbedaan tersebut, Mira menggarisbawahi bahwa AdWords Express maupun AdWords memberlakukan sistem pembayaran yang fleksibel. "Impresi bersifat gratis. Pebisnis baru dikenai biaya saat iklan yang terpampang diklik netizen," Mira menuturkan.

Aplikasi AdWords Express bisa diunduh lewat toko aplikasi Apple App Store maupun Google Play Store.

Dikutip : Kompas Tech

Deliveree Hadirkan Armada Sepeda Motor

Kepadatan lalu lintas di kawasan perkotaan membuat sepeda motor dianggap salah satu solusi bagi masyarakat yang mengutamakan waktu tempuh. Wajar bila kemudian layanan transportasi memakai motor seperti ojek maupun ojek online ramai digunakan masyarakat perkotaan.

Sadar akan peran sepeda motor di tengah kepadatan lalu lintas, layanan logistik berbasis aplikasi Deliveree mengadopsi armada motor ke dalam platformnya.

Hingga saat ini, Deliveree mengklaim telah menyediakan lebih dari 1.000 armada truk, pikap, van, MPV, dan city car yang siap melayani seluruh area Jabodetabek. Sayangnya, untuk armada sepeda motor pihak Deliveree tidak menyebutkan jumlahnya secara pasti.

Penambahan armada sepeda motor diklaim sebagai terobosan terbaru Deliveree untuk menghadirkan pilihan kendaraan dengan harga bersaing. Layanan logistik yang disediakan Deliveree tersedia untuk pelanggan bisnis maupun individual yang tersebar di seluruh Jabodetabek.

“Salah satu fokus kami adalah menawarkan berbagai jenis armada sesuai kebutuhan pelanggan dengan harga bersaing yang dihitung berdasarkan jarak tempuh, sehingga pelanggan hanya perlu membayar sesuai dengan kendaraan dan jarak pengiriman, tanpa tambahan lainnya,” ujar Mega Yanuar, Manajer Operasional Deliveree.

Untuk kendaraan roda empat, masing-masing kendaraan memiliki tarifnya sendiri. City car, misalnya, menerapkan biaya flat Rp50.000 untuk pengiriman dengan jarak 1-5 km. Jika jarak mencapai 15 km, Deliveree menetapkan tarif Rp4.500 per km. Sedangkan untuk jarak lebih dari 15 km, Deliveree menetapkan tarif Rp4.000 per km.

Sedangkan untuk kendaraan bermotor, tarifnya jauh lebih murah. Biaya minimal untuk jarak 1 hingga 5 km pertama adalah Rp5.000 per km, sedangkan selebihnya dikenakan tarif Rp3.000 per km. Tarif yang murah nampaknya jadi senjata bagi Deliveree untuk menarik pasar.

Deliveree meluncurkan layanannya di Jakarta pada bulan September tahun lalu. Sejak itu, Deliveree berkembang cukup pesat hingga telah menjadi salah satu layanan pengiriman paket yang terpercaya dengan beragam pilihan armada. Dukungan juga diberikan oleh layanan pelanggan yang siap melayani pelanggan selama tujuh hari penuh, mulai pukul 07.00 pagi sampai 23.00 malam.

“Kendati menjadi perusahaan teknologi, tugas utama kami adalah mendengarkan setiap kebutuhan pelanggan dan berusaha sebaik mungkin untuk memberikan layanan terbaik yang memenuhi kebutuhan tersebut. Sepeda motor adalah layanan tambahan yang akan membantu pelanggan dengan kebutuhan barang, dokumen, kebutuhan dagang, makanan, bunga, dan bingkisan kecil lainnya,” tambah Mega.

Layanan pengiriman barang menggunakan sepeda motor secara langsung telah disediakan oleh GO-JEK lewat GO-SEND yang disusul oleh Grab lewat GrabExpress. Mungkinkah Deliveree ingin menyaingi kedua perusahaan aplikasi transportasi tersebut di bidang pengantaran barang cepat dengan menghadirkan sepeda motor jadi salah satu armadanya?

Dikutip : Techinasia

Aplikasi Cashback Paprika Luncurkan Layanan di Jakarta

Aktivitas promosi dengan memberikan diskon atau cashback, seringkali dilakukan para pemilik bisnis untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Sayangnya, aktivitas tersebut terkadang tidak memberi manfaat yang berkelanjutan, karena sang pemilik bisnis tidak bisa mendapat data yang lengkap tentang konsumen yang memanfaatkan promo tersebut.

Paprika, sebuah platform cashback asal Medan, mencoba mengubah fenomena tersebut. Dengan menggunakan aplikasi mobile Paprika, yang sudah tersedia untuk platform Android dan iOS, seorang konsumen bisa mendapatkan cashback hanya dengan menunjukkan kode QR di setiap gerai yang bekerja sama dengan Paprika. Di sisi lain, pemilik bisnis yang menjadi rekanan Paprika pun bisa mendapatkan data setiap pengguna yang mendapatkan cashback, dan menggunakannya untuk meningkatkan pelayanan mereka.

Pada bulan September 2015 lalu, Paprika baru mempunyai 5.000 pengguna terdaftar yang melakukan 2.000 transaksi, dengan total nominal Rp300 juta. Saat ini, mereka telah mempunyai 35.000 pengguna, dan memfasilitasi 45.000 transaksi dengan total nominal Rp7 miliar. Dengan prestasi tersebut, pada tanggal 23 Februari 2016 yang lalu mereka pun memutuskan untuk meluncurkan layanan mereka untuk para pengguna di wilayah Jakarta.

Target 2.000 merchant di tahun 2016

Proses yang mudah untuk mendapatkan cashback, menjadi kunci kesuksesan Paprika. Setiap berbelanja minimal Rp20.000 di gerai yang bekerja sama dengan Paprika, pengguna akan langsung mendapatkan Paprika Point (PP). Jumlah poin yang bisa didapat berkisar antara 10 hingga 30 persen dari total nominal yang dibelanjakan pengguna.

Apabila seorang pengguna telah mempunyai 10.000 PP (senilai dengan Rp10.000), mereka pun bisa menggunakannya untuk berbelanja di seluruh gerai rekanan Paprika. Menariknya, tidak ada batas waktu untuk menggunakan PP, sehingga pengguna bisa memakainya kapan saja mereka mau.

Saat ini, telah ada 400 merchant di Medan dan Jakarta yang bekerja sama dengan Paprika. “Kami menargetkan untuk bermitra dengan 2.000 tempat usaha sepanjang tahun 2016 ini,” ujar Kalvin Yap, CEO Paprika, dalam press release yang diterima Tech in Asia.

Ketika kami mencoba menggunakan aplikasinya, kami menemukan beberapa restoran terkenal yang telah bekerja sama dengan Paprika, seperti Alegro, Ron’s Laboratory, dan Sushi Miyabi.
Serupa tapi tak sama

Dalam bisnis aplikasi cashback, Paprika akan bersaing ketat dengan Snapcart. Walau punya konsep bisnis yang serupa, keduanya sedikit berbeda dalam hal cara pemakaian. Untuk mendapatkan cashback, pengguna Paprika hanya perlu menunjukkan QR code kepada pemilik gerai, sedangkan pengguna Snapcart harus melakukan scanning terlebih dahulu pada struk belanja mereka.

Secara kemitraan, keduanya juga punya perbedaan. Paprika melakukan kemitraan dengan para pemilik gerai. Karena itu, mereka harus menjalin kemitraan baru apabila mereka ingin mengembangkan usaha di lokasi yang lain. Sedangkan Snapcart langsung melakukan kemitraan dengan produsen dari suatu produk, sehingga di mana pun produk itu dijual, pengguna Snapcart tetap bisa mendapatkan cashback.

Perbedaan lain di antara keduanya adalah kemungkinan untuk menguangkan cashback. Pengguna Snapcart bisa menukarkan poin yang mereka miliki apabila telah terkumpul sebesar Rp52.500, yang akan langsung dikirim oleh Snapcart ke rekening pengguna. Sedangkan pengguna Paprika tidak bisa menguangkan poin mereka sama sekali, dan harus membelanjakannya di gerai-gerai yang menjadi rekanan Paprika.

Selain Snapcart, Paprika juga harus bersaing dengan penyedia program cashback lain yang juga telah beroperasi di Indonesia, seperti ShopBack dan HomeTesterClub.

Dikutip : Techinasia

Layanan UBER for Business Telah Hadir di Indonesia

Setelah melakukan uji coba di Jakarta, Bali, Bandung, dan Surabaya pada tahun 2015, akhirnya hari ini 25/2, UBER pun meresmikan peluncuran layanan terbaru mereka, UBER for Business. Dengan layanan ini, setiap kali seorang karyawan melakukan perjalanan dinas dengan UBER ke berbagai tempat di seluruh dunia, tagihan akan langsung masuk ke akun milik perusahaan tempatnya bekerja.

“Sistem penagihan terpusat seperti ini akan membantu bagian administrasi, pimpinan perusahaan, hingga para pemilik usaha kecil dengan menyediakan informasi tagihan perjalanan. Layanan ini juga membantu para karyawan karena mereka tak perlu repot mengumpulkan kuitansi perjalanan tagihan,” ujar Karun Arya, juru bicara UBER.

Sejak diperkenalkan di Indonesia pada tahun lalu, ribuan perusahaan di Jakarta, Bali, Bandung, dan Surabaya telah mendaftar dan menggunakan layanan baru UBER tersebut. Pada bulan September 2015 yang lalu, UBER mengatakan kalau telah ada 50.000 perusahaan yang terdaftar di layanan UBER for Business di seluruh dunia.

Semua jenis perusahaan boleh mendaftar

Untuk menggunakan layanan UBER for Business, seorang pemilik atau bagian yang terkait dalam perusahaan dapat mengunjungi halaman pendaftaran UBER for Business. Mereka dapat memasukkan metode pembayaran yang mereka inginkan, dan menambahkan data karyawan yang ingin dimasukkan dalam layanan tersebut. Setelah perusahaan memasukkan data-data tersebut, para karyawan akan secara otomatis menerima e-mail undangan untuk bergabung dengan akun UBER for Business milik perusahaan mereka.

Ketika seorang karyawan telah memverifikasi e-mail undangan yang dikirimkan oleh perusahaan, mereka bisa langsung mengganti metode pembayaran agar setiap perjalanan yang mereka lakukan bisa ditagihkan ke tempat mereka bekerja.

Apabila sebuah perusahaan telah bergabung dengan UBER for Business, mereka bisa mengetahui informasi perjalanan karyawan mereka, seperti jumlah perjalanan yang dilakukan dan total biaya yang dikeluarkan. Untuk layanan UBER for Business, tidak akan ada penambahan biaya apa pun yang dibebankan kepada pengguna. Fitur-fitur lain yang tersedia dalam aplikasi UBER seperti ShareMyETA, Kontak Darurat, dan Bantuan, juga akan tersedia untuk pengguna layanan UBER for Business.

Selain itu, pemilik perusahaan juga mempunyai kebebasan untuk menentukan aturan-aturan tertentu terkait perjalanan bisnis yang dilakukan, seperti pengguna mana yang diizinkan, dan kapan saja mereka boleh melakukan perjalanan. Layanan ini juga bisa digunakan karyawan untuk pulang ke rumah setelah bekerja lembur, atau untuk menjemput tamu penting perusahaan dari airport.

Ketika melakukan pengujian UBER for Business, ada beberapa perusahaan yang memberi masukan kepada UBER kalau mereka kesulitan memisahkan antara perjalanan dinas dan perjalanan pribadi para pengguna. Untuk itu, hari ini mereka juga turut meluncurkan fitur Profil Bisnis. Dengan fitur ini, pengguna bisa memilih jenis perjalanan apa yang akan mereka lakukan sebelum memesan UBER. Fitur ini bisa digunakan pengguna dengan cara mendaftar di halaman khusus Profil Bisnis.

Sebelum ini, Grab yang merupakan pesaing UBER di Indonesia, juga telah memperkenalkan layanan serupa dengan nama GrabWork. Dengan begitu, keduanya pasti akan bersaing untuk merebut kerja sama dengan sebanyak mungkin perusahaan di Indonesia.

Dikutip : Techinasia

Tinggal Tawarkan Booking Hotel dengan Kualitas Terjamin dan Harga Terendah

Di tengah merebaknya layanan booking hotel dengan harga yang bersaing, Tinggal percaya diri mengusung layanan serupa ke tanah air pada pertengahan Februari 2016 lalu. Arjun Chopra, Co-Founder Tinggal mengatakan bahwa alasannya menggarap pasar Indonesia karena besarnya potensi yang ditawarkan dengan luasnya daerah dan kategori penduduk yang beragam.

Sebelum membangun bisnis Tinggal, Arjun bercerita bahwa pekerjaan sebelumnya yang banyak di Indonesia dalam delapan tahun belakangan membuatnya merasa percaya diri dengan celah yang ada dari layanan booking hotel dari startup lainnya yang sudah beroperasi sebelumnya.
Investasi besar dari ekosistem perhotelan.

Meski baru berdiri, Tinggal telah mendapat dukungan dana investasi yang lumayan besar dari Mangrove Capital Partners, wirausahawan kawakan Vikas Saxena, serta wirausahawan senior Prafulla Mathur yang merupakan pendiri dan CEO WudStay, serta dari vc Simile Venture Partners yang berbasis di Luxemburg. Nilai yang diinvestasikan mencapai US$1 juta (sekitar Rp13,3 miliar) untuk operasional Tinggal.

Tujuan dari investasi ini adalah untuk menjadikan Tinggal sebagai penyedia layanan booking hotel nomor satu di kota-kota tujuan destinasi wisata utama di Indonesia. Lebih lanjut, Mark Tluszcz, CEO Mangrove Capital Partners mengatakan bahwa Tinggal menandai masuknya perusahaan ke pasar Internet Indonesia yang tumbuh pesat. Dan ia juga yakin bahwa Tinggal dapat memberi pilihan kompetitif bagi para pelancong.

Fokus pada lokalisasi bisnis

Pendanaan yang besar membuat Tinggal dapat leluasa mengembangkan bisnis. Saat ini Tinggal sudah memberikan pilihan hotel di empat kota, yakni Malang, Bandung, Jakarta, dan Bali dengan sekitar 50 hotel di dalamnya. Dalam waktu dekat Arjun berencana melakukan ekspansi ke Yogyakarta dan Surabaya di dalam situsnya.

Untuk tim sendiri, saat ini sudah ada sembilan orang di dalamnya dan menargetkan penambahan tim mencapai 35 orang di 2016 ini. Tim Tinggal mayoritas berada di Bali dan Jakarta. “Untuk menciptakan produk yang dapat memuaskan keinginan pelanggan, Tinggal memerlukan sumber daya mumpuni,” tambahnya.

Selain fokus pada penambahan kota-kota, Arjun juga optimis untuk lokalisasi bisnis sesuai dengan kebutuhan pasar. Ia mengatakan:

Fokus menjadi kata kunci utama yang sering terabaikan oleh banyak startup. Terlebih di Indonesia dengan kondisi pasar yang berada di kelas menengah dan sangat beragam, dibutuhkan keseriusan untuk mendalami apa yang diinginkan dan dibutuhkan pasar agar bisnis terus berkembang dan tidak mundur di tengah jalan.

Oleh karena itu, Tinggal dalam kurun waktu tiga hingga empat bulan mendatang belum akan fokus pada monetisasi, melainkan penetrasi pasar dan penelitian perilaku konsumen lokal agar produk sesuai dengan pasar.

Strategi memenangkan kompetisi

Bagaimanapun sudah ada pemain di ranah ini seperti ZenRooms milik Rocket Internet. Antara ZenRooms dan Tinggal kurang lebih memiliki tampilan situs yang serupa, namun kota lebih beragam hingga ke negara di Asia telah dirambah oleh ZenRooms, sedangkan Tinggal memang fokus untuk beroperasi di destinasi wisata utama di dalam negeri.

Menyadari adanya kompetisi, Arjun mengatakan bahwa timnya lebih mementingkan user experience. “Bila pengguna merasa terbantu dengan layanan yang ditawarkan Tinggal, akan menarik pengguna baru lainnya yang akan kembali menggunakannya,” tambahnya.

Ditambah dengan harga yang kompetitif untuk setiap hotel yang ditawarkan, Tinggal optimis konsumennya bukan hanya dari kategori B2C, melainkan juga B2B dengan korporat yang menginginkan budget hotel untuk kebutuhan bisnisnya.

Persaingan bisnis booking hotel dengan harga murah dan kualitas mumpuni sudah lebih dahulu sukses dilakukan OYO Rooms asal India. Bila memang ZenRooms dan Tinggal berhasil menggaet pasar dengan pilihan kota dan hotel yang sangat menarik, apakah startup lainnya dengan layanan travel akan menyontek cara ini?

Dikutip : Techinasia

KelasKita Ingin Menjadi Komunitas Edukasi Terbesar di Indonesia

Pendidikan merupakan kebutuhan semua orang. Sayangnya, konten pendidikan yang baik belum tersebar secara merata di Indonesia, sehingga terkadang sangat sulit untuk menemukan materi pelajaran yang berkualitas.

Hal itulah yang kemudian menjadi alasan bagi Ali Kusnadi dan M. Asep Indrayana (Indra) untuk membuat KelasKita di tahun 2013 silam. KelasKita sendiri merupakan sebuah situs untuk belajar online yang dipadukan dengan fitur-fitur menarik khas media sosial. Setiap pengguna KelasKita bisa berbagi dan mempelajari berbagai macam konten pendidikan yang berkualitas.
Fitur dan pelajaran yang beragam

Saat ini, KelasKita telah mempunyai beberapa fitur, seperti Kelas Online, Quiz, dan Tanya Jawab. Kelas Online merupakan fitur utama KelasKita, yang berisi materi-materi pelajaran dalam bentuk teks, gambar, maupun video. Kamu bisa memilih kelas yang ingin kamu ikuti berdasarkan jenjang pendidikan yang sedang kamu jalani, atau kategori pelajaran yang kamu suka. KelasKita sendiri mempunyai materi pelajaran yang sangat beragam, mulai dari materi Belajar Pemrograman, hingga materi Belajar Bahasa Arab.

Berbeda dengan Kelas Online, fitur Quiz berfungsi layaknya kertas ujian yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus kamu jawab. Berbagai jenis soal ada di sana, mulai dari soal yang serius seperti Test Kecerdasan Logika Otak, hingga soal tebak-tebakan seperti Tebak Judul Drama Korea. Ada juga fitur Tanya Jawab, yang merupakan tempat di mana kamu bisa berdiskusi dengan pengajar tentang materi yang sedang kamu pelajari.

Dikutip : Techinasia

KerjaDulu Terima Investasi dari MNC Group

Situs jejaring sosial karier, KerjaDulu hari ini mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh investasi tahap awal kedua yang tidak disebutkan jumlahnya dari MNC Group. Dengan investasi strategis tersebut, KerjaDulu kini memiliki nilai post-money valuation sebesar US$5 juta (sekitar Rp66 miliar).

Sebelumnya, KerjaDulu memperoleh investasi dari Budi Setiadharma, Komisaris Utama PT. Astra Internasional sebesar “enam digit US$” pada Oktober 2014 silam.

Chris Liu selaku Co-Founder dan CEO KerjaDulu mengungkapkan akan menggunakan dana tersebut untuk pengembangan produk dan memperluas operasional. Sejak diluncurkan pada tahun 2014 silam, tim KerjaDulu terdiri dari 10 orang yang sebagian besar berada di Taiwan.

Hal itu bisa terjadi karena di sana lah Chris mendirikan jejaring sosial karier ini sebelum memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Ia telah bekerja selama 20 tahun di Taiwan. Di sana ia sempat mendirikan C2 Network, sebuah jaringan media digital di luar rumah, sebelum akhirnya mendirikan KerjaDulu.

Jika dilihat situsnya, sampai sekarang KerjaDulu masih dalam status beta. Chris mengklaim bahwa KerjaDulu sekarang memiliki “sekitar 500.000 sampai 1.000.000 pengguna terdaftar.” Ia tidak mencatat jumlah pengguna aktif dengan alasan pencarian kerja bukanlah aktivitas yang dilakukan berulang-ulang.

Kemudian saat disinggung mengenai demografi dari pengguna KerjaDulu, Chris mengungkapkan “70 persen dari pengguna kita memiliki gelar sarjana.” Ia juga menambahkan apabila situsnya memiliki “65 persen pengguna yang datang kembali dan sekitar 11.000 lowongan pekerjaan.”

Chris mengklaim terdapat 30.000 perusahaan yang telah terdaftar di KerjaDulu. Akan tetapi dari angka tersebut hanya ada 388 perusahaan yang telah melakukan verifikasi. Beberapa perusahaan besar dan institusi yang telah bekerjasama dengan KerjaDulu adalah Sinar Mas Group, LINE, dan Universitas Indonesia.

Jadi, dengan investasi strategis tersebut, MNC Group berencana akan memanfaatkan platform KerjaDulu untuk melakukan perekrutan dan menggunakan media hiburan yang dimiliki untuk membantu memasarkan KerjaDulu.

“MNC memiliki lebih dari 40.000 karyawan dan sangat aktif melakukan perekrutan. Kita bisa menggunakan platform jejaring sosial karier KerjaDulu untuk merekrut orang-orang berbakat,” ungkap David Audy selaku Direktur MNC Group. David akan bergabung ke jajaran direksi KerjaDulu.

Dikutip : Techinasia

Pengguna BlackBerry Bakal Berhenti WhatsApp Akhir 2016

Penyedia layanan pesan instan WhatsApp mengumumkan akan menarik dukungannya dari 5 sistem operasi mobile, termasuk BlackBerry dan BlackBerry 10 pada akhir 2016 ini.

Hal tersebut diungkap oleh WhatsApp dalam postingan di blog resminya yang diunggah pada Jumat (26/2/2016) lalu. Adapun sistem operasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
  • Nokia S40,
  • Nokia Symbian S60,
  • Windows Phone 7.1,
  • Android 2.1 dan Android 2.2, dan
  • BlackBerry (termasuk BlackBerry 10)


Menurut WhatsApp, hal itu dilakukan karena pihaknya ingin fokus ke platform mobile yang masih banyak dipakai saja.

"Sistem operasi tersebut telah menjadi bagian penting sejarah kami, namun mereka tidak memiliki kemampuan yang bisa membuat kami berkembang di masa mendatang," demikian tulis WhatsApp.

WhatsApp pun menyarankan jika masih ada pengguna peranti mobile dengan sistem operasi di atas, maka sebaiknya beralih ke peranti Android, iPhone atau Windows Phone terbaru sebelum akhir 2016.

Pengguna OS BlackBerry sendiri pada akhir 2015 lalu memang semakin mengecil. Survey comScore MobiLens menyebut pengguna BlackBerry per Desember 2015 lalu tinggal 0,9 persen saja.

Bahkan menurut survey Strategy Analytics, BlackBerry telah kalah pamor dari OS Tizen, sistem operasi berbasis Linux yang dikembangkan oleh Samsung itu kini menjadi OS terpopuler ke-4 di dunia setelah Android, iOS, dan Windows Phone.

Dikutip : Kompas

SMS Bakal Jadi Cerita Baru Oleh Google

Siapa di antara kita yang masih menggunakan pesan SMS (short message service) di ponsel sebagai sarana komunikasi utama? Sudaha jarang bukan?

Peran SMS di era internet mobile semakin tergantikan oleh layanan-layanan pesan instan dan jejaring sosial. Terbatasnya fitur dalam SMS seperti tidak ada emoji atau menyertakan gambar, membuatnya semakin ditinggalkan pengguna ponsel.

Untuk itulah Google bekerja sama dengan operator-operator seluler besar di dunia yang tergabung dalam GSMA, akan merombak teknologi SMS yang dinilai sudah ketinggalan zaman.

Google yang dikenal sebagai pemilik sistem operasi Android itu, dikutip KompasTekno dari Quartz, Rabu (24/2/2016) akan membuat pesan SMS sesuai dengan standar Rich Communications Service (RCS).

Standar baru itu akan membuat SMS memiliki fitur-fitur seperti layanan pesan instan lain, layaknya WhatsApp, WeChat, Facebook Messenger, dan sebagainya.

SMS juga diharapkan ke depannya aakan bisa mengirim foto dan video dalam ukuran file yang besar, membuat grup percakapan, dan bisa mengetahui jika orang lain sedang mengetik pesan.

Dengan memodernisasi SMS, Google berada di pihak yang sama dengan operator dalam melawan serbuan layanan over the top (OTT).

Standar baru yang didukung oleh Google ini bisa membuat operator kembali ke bisnis berkirim pesan teks dan bisa mencari uang darinya.

Google mengumumkan kapan implementasi standar baru SMS itu akan mulai diterapkan, namun Google berharap klien-klien operatornya mulai meluncurkannya akhir tahun ini.

Dikutip : Kompas
 
Copyright © 2013 Info Teknologi