Berita Terbaru

Mobile

Marketing

Internet

Sony Perkenalkan Xperia XA Ultra, Android Bongsor Khusus "Selfie"

Ponsel bongsor untuk para penyuka selfie? Kenapa tidak? Itulah yang ditawarkan oleh Sony melalui produk terbarunya, Xperia XA Ultra.

Sesuai dengan embel-embel “Ultra” pada namanya, Xperia XA Ultra memiliki layar lebar berukuran 6 inci (1.920 x 1.080 piksel).

Di atas layar itu, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Inquirer, Rabu (18/5/2016), terdapat sebuah kamera depan 16 megapixel yang diklaim mampu menghasilkan “pose sempurna baik siang maupun malam”.

Kamera depan dengan resolusi tinggi tersebut turut didampingi sebuah flash dan fitur optical image stabilization untuk meredam goyangan, terutama saat pengambilan gambar dalam kondisi low-light.

Di dalam, Xperia XA Ultra memiliki spesifikasi papan tengah. "Jeroannya" mencakup prosesor octa-core MediaTek Helio P10, dipadu RAM 3 GB, dan media internal 16 GB yang bisa diekspansi dengan slot kartu microSD.

Ada juga kamera utama 21 megapiksel, sistem operasi Android 6.0 Marshmallow, dan baterai 2.700 mAh yang terlihat kecil mengingat ukuran layarnya yang bongsor.

Sony rencananya akan mulai memasarkan Xperia XA Ultra di sejumlah negara mulai bulan Juli mendatang, tapi informasi harganya masih belum diketahui.



Dikutip : Kompas

Gara-gara Ikan, Facebook Diblokir

Facebook diblok di Vietnam selama sepekan. Alasannya terkait aksi protes masyarakat ke pemerintah, menyusul insiden kematian ikan massal di sepanjang area perairan di Ha Tinh, Central Coast, Vietnam.

Berton-ton ikan dilaporkan mati, termasuk spesies langka dan spesies yang tinggal di dasar laut. Masyarakat yakin insiden tersebut disebabkan racun dari limbah manufaktur asal Taiwan, Formosa Plastics. Lokasi pabrik itu memang berdekatan dengan Central Coast.

Lebih jauh, masyarakat juga khawatir limbah beracun itu bakal berimbas pada air yang dikonsumsi sehari-hari. Lalu, apa hubungan signifikannya dengan Facebook?

Masyarakat ternyata paling gencar menyuarakan protes ke pemerintah lewat Facebook, sebagaimana dilaporkan DigitalTrends dan dihimpun KompasTekno, Rabu (18/5/2016).

Tak cuma protes individu, namun juga berkelompok. Masyarakat berkolaborasi menuntut kebijakan tegas dari pemerintah soal izin operasi pabrik tersebut di Negeri Lumbung Padi.

Saat dikonfirmasi, pemerintah mengelak kematian ikan yang terjadi tiba-tiba itu disebabkan aktivitas pabrik Formosa. Menurut juru bicara pemerintahan, hal itu disebabkan ledakan alga beracun dari bawah laut.

Hal itu seakan diiyakan Formosa. Pabrikan tersebut enggan dituduh sebagai penyebab insiden yang membuat masyarakat marah.

Belum jelas hingga kapan Facebook akan diblok di Vietnam. Sebelumnya, akses Facebook juga beberapa kali dilarang di Vietnam dengan beragam alasan.

Dikutip : Kompas

Facebook Live Tumbang Saat Siarkan Presiden Obama

Senin (16/5/2016) kemarin, Facebook menyiarkan sebuah event penting, yakni wawancara bertema politik dalam negeri dengan Presiden AS, Barack Obama di Gedung Putih, Washington DC.

Tayangan high-profile yang disiarkan langsung lewat layanan live streaming Facebook Live itu dipandu oleh Legal Editor Buzzfeed, Chris Geidner, sebagai interviewer.

Sayang, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Mashable, Selasa (17/5/2016), belum lagi acara dimulai, Facebook Live tiba-tiba tumbang (crash) dan ngadat. Tayangan berhenti mendadak sebelum Obama sempat tampil.

Banjir keluhan pun mengemuka dari penonon. Buzzfeed terpaksa mengarahkan audiens ke live streaming YouTube lewat tautan di kolom komentar Facebook Live untuk melanjutkan  tayangan langsung.

Ironisnya, Facebook Live merupakan platform tayangan langsung yang digadang-gadang menjadi pesaing kuat layanan sejenis dari YouTube, juga live streaming mobile seperti Periscope dan Meerkat, tapi malah tumbang di saat genting.

Facebook gencar mempromosikan layanan streaming barunya, termasuk dengan membayar sejumlah outlet media agar memperbanyak konten yang disiarkan lewat Live.

Masih belum diketahui penyebab pasti di balik tumbangnya layanan Facebook Live, apakah karena kendala teknis atau soal lain.

Di samping crash, tayangan langsung ini juga dirundung masalah lain berupa angle kamera yang tidak tepat sehingga kepala Geidner dan Obama berada di luar frame ketika kedua orang itu bangkit untuk bersalaman. 


Dikutip : Kompas

Google Perkenalkan Spaces, Aplikasi Messaging “Serba Ada”

Menjelang konfensi developer I/O 2016 bulan ini, Google memperkenalkan sebuah aplikasi baru bernama Spaces untuk pengguna mobile dan desktop.

Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Verge, Selasa (17/5/2016), Spaces adalah aplikasi messaging “serba ada” yang dirancang untuk group chat.

Di dalamnya terdapat berbagai fasilitas untuk saling berbagi aneka konten dengan mudah tanpa harus keluar dari aplikasi ataupun melakukan copy-paste dari aplikasi lain.

Ini karena Spaces sudah dilengkapi dengan Google Search, YouTube, dan peramban Chrome terintegrasi.

Pengguna pun bisa langsung mencari hal-hal seperti foto, video, atau artikel di internet dan menampilkannya dalam obrolan tanpa perlu meninggalkan Spaces (untuk membuka browser, misalnya).

“Anda bisa menciptakan ruang (space) dengan satu klik dengan topik apapun, lalu mengundang orang lain ke dalamnya via pesan instan, e-mail, media sosial, atau cara lain yang diinginkan,” tulis product director Spaces, Luke Wroblewski, dalam sebuah posting blog.

Menurut Wroblewski, dengan fasilitas-fasilitas yang dimiliknya seperti tersebut di atas, Spaces bisa membuat para anggota groupchat lebih fokus pada topik percakapan.

“(Sebelum Spaces hadir) Berbagi konten biasanya melibatkan berpindah-pindah antar aplikasi dan copy-paste tautan,” ujar Wroblewski. “Topik pikiran seringkali hilang ditimbun segala macam obrolan dan tak mudah ditemukan kembali.”

Spaces saat ini mulai tersedia untuk platform Android, iOS, desktop, dan mobile web. Sebelum bisa menggunakan Spaces, pengguna harus memiliki akun Gmail terlebih dahulu.

Seberapa efektif konsep obrolan grup “serba ada” yang diusung oleh Spaces? Google berniat mendemonstrasikannya dalam konferensi I/O 2016, tanggal 18 hingga 30 Mei mendatang.

Dikutip : Kompas

Steller Resmi Hadir di Android

Aplikasi jejaring sosial yang sedang naik daun, Steller kini resmi tersedia di platform Android. Akun Twitter resmi Steller (@StellerStories) mengonfirmasi hal itu pada Selasa (3/5/2016).

Steller adalah aplikasi berbagi foto dan video yang bisa dirangkai menjadi sebuah cerita. Pengguna aplikasi bisa melihat postingan Steller layaknya sebuah album foto, video, dan cerita.

Google baru memajang Steller di toko aplikasi Play Store mulai hari ini. Versi Steller 1.0.0 memiliki ukuran 9,8 MB dan telah di-install sebanyak 5.000 - 10.000 kali.

Sebelumnya, aplikasi Steller hanya tersedia bagi pengguna iOS. Di Indonesia, pengguna perangkat Apple juga baru bisa meng-install Steller mulai April 2016 lalu.

Sementara pengguna Android di waktu yang sama sudah bisa mencoba Steller versi Beta dengan cara mendaftar sebagai beta tester di situs Google Play Store.

Dengan tersedianya Steller di Play Store, kini pengguna bisa langsung mengunduhnya melalui peranti ponsel yang mendukung, yaitu ponsel yang menjalankan sistem operasi Android versi 5.0 ke atas.

Untuk mengunduh aplikasi Steller versi 1.0.0 di platform Android, kunjungi toko aplikasi Android, Play Store di tautan berikut ini: Google Play

Dikutip : Kompas

Xiaomi Pastikan Peluncuran Mi Smartwatch

Xiaomi bakal meluncurkan beberapa lini produk baru pada 10 Mei mendatang. Antara lain phablet Mi Max, gelang pintar Mi Band 2, dan sistem operasi MIUI 8.

Kurang lebih sepekan menuju perhelatan tersebut, Xiaomi mengumumkan satu lagi produk yang bakal diluncurkan tahun ini. Tak lain adalah arloji pintar Mi Smartwatch.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Co-founder sekaligus Vice President Xiaomi Liu De pada sebuah konferensi di Beijing, China, sebagaimana dilaporkan Gizmochina dan dihimpun KompasTekno, Selasa (3/5/2016).

Lebih jauh, Liu De juga mengumbar waktu peluncuran smartwatch tersebut. Tak dipadankan dengan acara 10 Mei, Mi Smartwatch akan diluncurkan pada semester kedua 2016.

Artinya, para Mi Fans masih harus menunggu beberapa bulan dari sekarang. Kira-kira sekitar Juni atau Juli mendatang.

Ini adalah kali pertama Xiaomi mengakui keberadaan Mi Smartwatch, setelah beberapa kali digosipkan. Liu De mengatakan Xiaomi akan lebih fokus menggarap pasar wearable.

Mi Smartwatch sendiri adalah arloji pintar pertama buatan Xiaomi yang ditujukan bagi orang dewasa. Sebelumnya, Xiaomi hanya meluncurkan smartwatch untuk anak-anak dengan harga 46 dollar AS atau sekitar Rp 600.000.

Saat ditanya soal kegandrungan perusahaan teknologi memproduksi mobil pintar, Xiaomi tak menunjukan ketertarikan. Di ranah transportasi, Xiaomi lebih memilih mengembangkan hoverboard semacam Ninebot.

Dikutip : Kompas

Tolak Serahkan Data, WhatsApp Diblokir

Aplikasi pesan instan WhatsApp diblokir oleh pemerintah Brazil selama 72 jam, terhitung sejak Senin (2/5/2016) siang waktu setempat. Penyebabnya, WhatsApp menolak memberi data penggunanya kepada pemerintah Brazil yang ingin memakainya untuk penyelidikan tindakan kriminal.

Ceritanya, pada 2013 lalu pemerintah Brazil berniat membuka data pengguna WhatsApp terkait dengan berbagai penyelidikan aksi kriminal online. Namun sistem enkripsi yang dipakai aplikasi tersebut membuat data-data tidak dapat dibuka dari luar.

Akhirnya, pada persidangan yang dilangsungkan pada 26 April lalu, hakim pengadilan Brazil meminta operator seluler di Brazil memblokir layanan pesan instan tersebut. Perintah pemblokiran telah disampaikan oleh hakim Marcel Montavao.

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Digital Trends, Selasa (3/5/2016), Montavao meminta agar lima operator telekomunikasi utama Brazil memblokir akses WhatsApp selama 72 jam.

Operator telekomunikasi yang melanggar perintah tersebut terancam sanksi denda senilai 500.000 real atau 140.000 dollar Amerika Serikat. Nilainya setara dengan Rp 1,8 miliar.

“Kami telah bekerja sama semampunya. Keputusan pemblokiran yang diambil oleh hakim di Sergipe membuat kami kecewa. Akibatnya 100 juta orang pengguna kami di Brazil bakal ikut menanggung hukuman tersebut, hanya demi memaksa kami menyerahkan informasi yang tidak kami miliki,” ujar juru bicara penyedia layanan pesan instan tersebut.

Pernah terjadi sebelumnya

Sebelumnya, WhatsApp juga pernah mengalami situasi serupa di Brazil pada Desember 2015 lalu. Perusahaan menolak menyerahkan data yang akan digunakan untuk penyelidikan kriminal sehingga pengadilan memerintahkan blokir selama 48 jam.

Namun perintah tersebut akhirnya tak berjalan efektif. Masyarakat setempat yang berkomunikasi mengandalkan aplikasi tersebut justru marah dan kecewa pada tindak pemblokiran.

Setelah berbagai rentetan kekecewaan menyesaki media sosial, pemerintah kembali membuka blokir WhatsApp. Total durasi pemblokiran saat itu hanya berlangsung 12 jam.

Dikutip : Kompas 

Yahoo Tawarkan Tanah ke Perusahaan China

Yahoo hendak menjual tanahnya yang berada di Santa Clara, California, AS, kepada produsen smartphone China LeEco. Tanah seluas 19,6 hektar tersebut dekat dengan area teknologi Silicon Valley.

Menurut juru bicara Yahoo, penjualan lahan dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan. Namun, tak dibeberkan lebih lanjut berapa nilai yang ditawar untuk tanah luas di daerah strategis tersebut.

Jika benar, tampaknya LeEco hendak memanfaatkan lahan tersebut untuk membangun area perkantoran yang lapang. Sebelumnya, LeEco memang dikabarkan bakal memperluas area bisnisnya.

Saat ini firma tersebut mengembangkan smartphone, TV, dan sepeda gunung. Ke depan, LeEco berencana membuat mobil elektronik, sebagaimana dilaporkan Investors dan dihimpun KompasTekno, Senin (2/5/2016)

Kembali ke 2006

Yahoo membeli lahan yang berada di jantung California tersebut pada 2006 silam. Saat itu harganya masih 106 juta dollar AS atau setara Rp 1,3 triliun.

Awalnya, Yahoo membeli tanah tersebut untuk membangun sebuah kantor yang mengakomodir 12.000 pekerja. Pada tahun itu, bisnis Yahoo belum mandek seperti sekarang.

Sebenarnya Yahoo sudah memegang izin untuk membangun area perkantoran khusus riset di lahan tersebut. Ada 13 bangunan yang rencananya bakal memadati area itu.

Sayangnya, rencana tersebut tak pernah dimulai. Yahoo masih harus mengurusi prioritas lain, yakni membuat perusahaannya kembali menguntungkan.

Pada kuartal pertama 2016, pendapatan Yahoo dilansir 1,05 miliar dollar AS atau setara Rp 13,8 triliun. Pendapatan itu menurun 14 persen dari periode serupa tahun 2015.

Pendapatan yang terus berkurang dan biaya operasional yang terus bertambah membuat Yahoo terpaksa menutup kantor cabang di beberapa negara. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan pun berkali-kali dilakukan.

Dikutip : Kompas

Jerman Pasang Lampu Lalu Lintas Khusus Pengguna "Smartphone"

Sibuk memandangi smartphone sambil berjalan di tengah kota memang berbahaya. Salah-salah bisa celaka disambar kendaraan bermotor karena tak awas dengan lingkungan sekitar.

Pemerintah kota Augsburg di Jerman rupanya sudah capek dengan pejalan kaki model begini.

Seperti dirangkum KompasTekno dari The Washington Post, Senin (2/5/2016), alih-alih cuma mengimbau supaya tak sibuk dengan smartphone di jalanan, pihak pemkot Augsburg pun memutuskan untuk memasang lampu lalu lintas khusus untuk pengguna smartphone.

Letaknya bukan di tiang seperti umumnya lampu lalu lintas, tapi di bawah, tertanam di trotoar seperti pembatas jalan. Dengan begini, para pejalan kaki yang sibuk menunduk karena memandangi layar smartphone diharapkan tak luput melihatnya.

“Kami menyadari bahwa lampu lalu lintas biasa tak lagi berada dalam pandangan para pejalan kaki belakangan ini,” kata seorang anggota dewan kota Augsburg bernama Tobias Harms.

“Jadi kami memutuskan untuk memasang lampu-lampu tambahan. Semakin banyak lampu, semakin besar pula kemungkinan para pejalan kaki bakal melihatnya,” lanjut dia.

Sejauh ini, lampu lalu lintas untuk pejalan kaki yang sibuk dengan smartphone itu sudah dipasang di dua pemberhentian trem. Lampu-lampu akan berkedip dengan warna merah apabila ada trem yang tengah melaju.

Warga Jerman sebenarnya dikenal taat aturan lalu lintas. Namun, gara-gara sibuk dengan smartphone, banyak di antara mereka yang tak menyadari rambu-rambu di sekitar.

Akibatnya bisa fatal. Maret lalu di kota Munich -juga di Jerman-, seorang gadis berusia 15 tahun tewas terseret kereta karena sibuk mengetik pesan teks sambil menyeberang rel.

Beberapa kota di negara lain juga mulai berupaya mengamankan para pejalan kaki yang sibuk dengan smartphone.

Kota Chongquing di China, misalnya, sejak 2014 memisahkan jalur trotoar menjadi dua lajur: satu untuk pejalan kaki biasa, satu lagi untuk pejalan kaki yang mengutak-atik ponsel.

Lalu, kota New Jersey di AS berencana mengeluarkan aturan baru untuk menghukum pejalan kaki yang menyeberang jalan sambil memandangi ponsel.

Dikutip : Kompas

Intel Angkat Kaki dari Industri "Smartphone"?

Usai menghabiskan dana miliaran dollar AS dalam usaha mengembangkan bisnis ke ranah smartphone dan tablet, Intel mungkin telah menyerah dan meninggalkan upayanya itu.

Dugaan ini muncul dari kabar yang menyebutkan bahwa raksasa chip tersebut membatalkan pengembangan dua chip Atom untuk mobile, yakni Sofia dan Broxton, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari PC World, Senin (2/4/2016).

Sofia dan Broxton merupakan produk pertama yang dibatalkan oleh Intel menyusul rencana perusahaan tersebut untuk mengatur ulang strategi bisnis. Sebelumnya, pada April lalu, Intel telah mengumumkan bakal merumahkan 12.000 karyawannya.

Intel turut menghentikan produksi chip seri Atom X5 (Cherry Trail). Prosesor ini akan digantikan oleh chip Pentium dan Celeron code name Apollo Like yang lebih menyasar komputer “hybrid” 2-in-1, bukan tablet seperti Atom X5.

“Kami tak lagi memandang tablet sebagai segmen stand-alone. Roadmap produk kami mencerminkan hal itu,” tulis seorang juru bicara Intel melalui e-mail.

“Kami akan terus mendukung para pelanggan tablet dengan Sofia 3G/ 3GR, Bay Trail, dan Cherry Trail untuk saat ini, lalu nanti dengan Apollo Lake dan beberapa SKU dari keluarga prosesor Core,” lanjutnya.

Jaya di netbook, gagal di smartphone

Seri chip Atom sempat mengalami masa jaya saat booming perangkat netbook di dekade lalu. Tapi setelah itu peruntungannya tak cemerlang.

Hanya segelintir pabrikan smartphone ternama yang menggunakan chip Atom di produknya, seperti Asus di lini ponsel Zenfone. Tapi, belakangan Asus pun mulai beralih meninggalkan Intel dan lebih memilih chip dari Qualcomm.

Boleh dibilang Intel gagal menumbangkan ARM yang telah lama meraja di industri gadget mobile.

Sementara, pasaran tablet pun menurun karena para pabrikan PC lebih memilih mengembangkan perangkat hybrid. Keadaan ini membuat Intel seolah kehilangan alasan untuk mempertahankan eksistensi Atom.

Usai hengkang dari ranah mobile, Intel bakal memindahkan fokus ke pengembangan 5G. Sumber daya yang tadinya dipakai mengembangkan Sofia dan Broxton bisa dialihkan untuk membuat chip dan modem 5G.

Teknologi 5G akan menghadirkan koneksi mobile berkecepatan tinggi di berbagai perangkat, termasuk gadget mobile, PC, smartphone, robot, drone, wearable, dan Internet of Things.

Akan halnya Atom, kendati masa depannya belum jelas, ada kemungkinan varian Broxton bisa dipakai di ranah Internet of Things, dalam aneka perangkat dan sensor pintar yang mengumpulkan data dan mengirimnya ke jaringan cloud untuk dianalisa.

Dikutip : Kompas

Google Diam-diam Berencana Beli Pesaing WhatsApp?

Beberapa tahun lalu, Google dikabarkan hendak membeli WhatsApp. Pertama kali senilai 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 13 triliun), lalu kedua kali menjadi 10 miliar dollar AS (Rp 131 triliun).

Kabar itu dibantah Google. Kenyataannya, WhatsApp kemudian bersedia diakuisisi Facebook dengan harga lebih menggiurkan, yakni 19 miliar dollar AS atau setara Rp 250 triliun.

Kini, lagi-lagi Google disebut-sebut hendak mengakuisisi layanan pesan singkat. CEO Google Sundar Pichai dikatakan diam-diam telah bertemu pendiri Telegram Pavel Durov pada akhir tahun 2015.

Rumornya, Google berminat membeli pesaing WhatsApp tersebut senilai 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13 triliun. Hal ini dibenarkan beberapa investor yang familiar dengan rencana akuisisi tersebut.

Saat dikonfirmasi, Durov membenarkan pertemuan dengan Pichai, sebagaimana dilaporkan 9to5Google dan dihimpun KompasTekno, Senin (2/5/2016).

Namun Durov enggan mengiyakan soal rencana akuisisi. Juru bicara Telegram bahkan memberikan pernyataan lebih lantang.

"Ini omong kosong. Tak ada pembicaraan akuisisi. Tak ada rencana sama sekali," kata sang juru bicara.

Benar atau tidaknya akuisisi tersebut, Google tampaknya sedang membangun kiprahnya untuk layanan pesan singkat.

Desember lalu, Google mengatakan sedang mempersiapkan layanan pesan singkat yang bakal dilengkapi asisten digital. Hal ini serupa dengan inisiasi Facebook menyematkan chatbot pada aplikasi Messenger.

Lebih lanjut, Google juga terlibat dalam pendanaan 100 juta dollar AS (Rp 1,3 triliun) untuk startup pesan singkat bernama "Symphony". Layanan tersebut kurang lebih sama dengan Telegram, yakni mengedepankan keamanan berkomunikasi maya.

Dikutip : Kompas

GoJek Akui Kehabisan Uang gara-gara Tarif Murah

Perusahaan ride sharing Gojek kini sedang berdiskusi dengan calon investor baru. Mereka mengaku membutuhkan tambahan dana, seiring dengan besarnya subsidi yang dikeluarkan untuk membuat tarif tetap murah.

Saat ini, Gojek memiliki armada sekitar 200.000 orang pengemudi ojek. Perusahaan tersebut bersaing keras dengan Grab dan Uber demi menguasai pangsa pasar di Indonesia.

Kendati demikian, Gojek tak bisa terus-terusan "membakar" uang alias memberi subsidi agar tarif mereka bisa murah.

“Kalau terus begitu (memberi subsidi), akhirnya Anda akan kehabisan uang,” ujar pendiri sekaligus CEO Gojek Nadiem Makarim, sebagaimana dilansir KompasTekno dari Reuters, Senin (2/5/2016).

Pria lulusan Harvard Business School itu menambahkan, salah satu solusi masalah tersebut adalah mencari dana tambahan dari para investor. Setelah mendapatkannya, dia akan memakai dana itu untuk mengembangkan lini bisnis.

Saat ini, menurut Nadiem, sudah ada sejumlah perusahaan modal ventura dan perusahaan investasi yang menaruh minat. Perusahaan-perusahaan tersebut tertarik pada Gojek karena ukuran dan potensi yang dimilikinya.

Nadiem tak mengungkap perusahaan mana saja yang kini sedang berdiskusi membicarakan investasi baru itu.

Sekadar diketahui, kehadiran GoJek dan layanan transportasi berbasis aplikasi lain memicu banyak kontroversi. Bahkan pada Maret lalu ribuan pengemudi taksi melakukan unjuk rasa dan meminta sebagian dari aplikasi ride sharing ditutup.

Namun sebesar-besarnya unjuk rasa tersebut tak akan membuat Nadiem sakit kepala. Setidaknya, fokus pemikiran pendiri Gojek itu bukan pada masalah tersebut.

“Buat saya, masalah dan tantangan terbesar saat ini adalah menghitung skala hal ini. Hal yang paling sulit adalah soal teknologi, sebab pemikiran mengenai teknologi-lah yang membuat saya jadi susah tidur,” pungkasnya.

Dikutip : Kompas

DSLR Canon 1DX Mark-II Resmi Masuk Indonesia

Empat tahun setelah kehadiran kamera profesional seri EOS-1DX, Canon menelurkan penerusnya yang bernama EOS-1DX Mark II.

Kamera anyar tersebut kini telah resmi memasuki pasaran Indonesia lewat acara peluncuran yang digelar di Jakarta oleh PT Datascrip selaku distributor tunggal kamera Canon di Indonesia, Sabtu (30/4/2016).

Canon EOS-1DX Mark II dijadwalkan mulai tersedia pada bulan Mei mendatang dengan harga Rp 82.500.000 (body only). Pihak Datascrip menargetkan akan menjual 150 unit EOS-1DX Mark II sepanjang tahun 2016.

Direktur Divisi Canon PT Datascrip, Merry Harun, mengatakan bahwa Canon EOS-1DX Mark II ditujukan bagi para profesional yang membutuhkan kecepatan dan ketangguhan dari sebuah kamera.

“Targetnya fotografer yang memang running di highspeed, misalnya untuk bidang sport, juga para jurnalis,” ujar Merry ketika ditemui KompasTekno usai acara peluncuran.

Sebagai DSLR kelas profesional yang menduduki urutan teratas dalam hierarki produk kamera Canon, EOS-1DX Mark II dibekali dengan berbagai macam teknologi tebaru dari pabrikan Jepang tersebut.

EOS-1DX Mark II memiliki sensor full-frame 20,2 megapiksel yang dipasangkan dengan chip pengolah gambar Digic 6+. Sistem autofokusnya memiliki 61 titik, 41 di antaranya merupakan jenis cross-type.

Sesuai dengan perannya untuk menangkap aksi cepat, kamera ini memiliki burst rate sangat tinggi, mencapai 14 FPS untuk pemotretan dengan viewfinder atau 16 FPS untuk pemotretan dengan live view.

Canon turut membenamkan kemampuan merekam video 4K 60p dengan continuous autofocus berkat teknologi Dual-Pixel AF.  Tiap frame dari video 4K  bisa diambil menjadi still picture JPEG dengan resolusi 8,8 megapiksel dengan fitur frame grab.

Unit shutter EOS-1DX mark II didesain tangguh dengan actuation rating 400.000 kali jepret. Tubuh kamera ini terbuat dari magnesium alloy dan sanggup menahan cipratan air serta debu layaknya kamera profesional.

Dikutip : Kompas

Microsoft Larang Cortana Pakai Google dan Chrome

Microsoft memutuskan untuk melarang asisten digital Cortana mengakses mesin pencari milik Google dan Chrome.

Dengan demikian, semua pencarian melalui Cortana di Windows 10 otomatis memakai mesin pencari milik Microsoft, Bing. Tidak lagi bisa menggunakan Google Search.

Selain itu, Cortana hanya akan menggunakan aplikasi browser Microsoft Edge. Browser lain, seperti Chrome, Firefox, dan Opera harus gigit jari.

Sebelumnya, pengguna Cortana di Windows 10 bisa mengganti mesin pencari dan browser yang mereka gunakan. Umumnya, pengguna menanggalkan Bing dan Edge, lalu menggantinya dengan Google Search dan Chrome.

Microsoft beralasan aturan baru ini diberlakukan demi memberi pengguna pengalaman pencarian yang lebih baik.

"Satu-satunya cara agar kami yakin bisa mempertahankan pengalaman personalisasi pencarian adalah dengan menyatukan Cortana, Edge, dan Bing," tulis General Manager of Search and Cortana, Microsoft, Ryan Gavin seperti dilansir KompasTekno dari blog Windows, Senin (2/5/2016).

Sekadar diketahui, bukan cuma Microsoft yang menyatukan aplikasi asisten pribadi dengan mesin pencari buatan sendiri. Siri milik Apple dan Google Now milik Google juga melakukan hal serupa. Keduanya masing-masing terkunci pada satu jenis mesin pencari.

Keharusan menggunakan Edge dan Bing ini hanya berlaku untuk Cortana. Pengguna Windows 10 masih bisa menggunakan browser dan mesin pencari lain untuk pemakaian sehari-hari.

Dikutip : Kompas

Grab Uji Layanan Pesan-Antar Makanan

Layanan ride sharing Grab baru saja meluncurkan fitur baru bernama GrabFood. Sesuai dengan namanya, pengguna bisa memakai fitur ini untuk mendapatkan layanan pesan-antar makanan.

Pengguna mesti memperbarui aplikasi Grab terlebih dulu supaya bisa mencoba fitur pesan-antar makanan tersebut. Bila memakai ponsel Android, pastikan memperbarui aplikasi Grab ke versi 4.2.1, sedangkan untuk iOS pastikan aplikasi Grab sudah versi 4.2.0.

Klik tautan ini jika ingin memperbarui aplikasi di platform Android, atau klik tautan ini jika ingin memperbarui aplikasi di platform iOS.

Pantauan KompasTekno, Senin (2/5/2016) dini hari, GrabFood masih merupakan layanan uji coba (beta) dan hanya tersedia di wilayah tertentu di Jakarta saja. Areanya pun masih terbatas di sekitar Sudirman Central Business District (SCBD), Semanggi, Senayan dan Kuningan.

Selain itu, pengguna cuma bisa memesan makanan di jam-jam tertentu saja. Selama masa uji coba atau beta itu, pemesanan dibuka pada pukul 11.00 siang dan ditutup pada pukul 14.00 siang.

KompasTekno sudah mencoba membuka aplikasi Grab pada pukul 00.30 dini hari dan tidak menemukan fitur GrabFood di aplikasi utama Grab.

Bersaing dengan GoFood

Seperti halnya layanan pesan-antar makanan GoFood milik Go-Jek, Grab juga mematok tarif untuk setiap pengantaran. Saat ini tarif mereka adalah Rp 20.000 untuk sekali antar.

Layanan pesan-antar makanan GrabFood akan bersaing dengan layanan serupa milik Go-Jek yang telah dirilis lebih dahulu.

Dua layanan berbasis aplikasi itu kini saling "sikut-sikutan" dengan merilis layanan yang serupa. Sebelumnya, Go-Jek diketahui meluncurkan layanan baru berupa jasa rental mobil yang diberi nama Go-Car, layanan itu digadang-gadang sebagai pesaing GrabCar.

Kini, giliran Grab yang merilis layanan pesan-antar makanan GrabFood. Belum diketahui kapan masa uji coba layanan pesan-antar makanan dari Grab ini berakhir agar bisa diakses kapan saja dan di mana saja.

Dikutip : Kompas

Google Perkenalkan Sabuk Android Wear yang Mudah Diganti

Apple Watch dikenal memiliki mekanisme penggantian sabuk yang mudah, cukup dengan menekan satu tombol dan menggeser sabuk ke arah luar.

Tak mau kalah, Google pun memperkenalkan lini aksesori baru yang khusus ditujukan untuk perangkat arloji pintar Android Wear, Mode namanya.

Dirangkum KompasTekno dari The Verge, Minggu (1/5/2016), Mode bisa digunakan pada jam tangan apapun yang memiliki lug atau sambungan standar dengan spring bar penahan sabuk.

Tak semua arloji Android Wear memiliki lug standar ini. Moto 360 generasi pertama, misalnya, memiliki spring bar yang tersembunyi di balik tubuh smartwatch. Moto 360 generasi kedua memiliki lug standar yang menonjol di luar tubuh sehingga bisa dipasangi sabuk Mode.

Cara memasangnya sederhana saja, pengguna cukup menekan dan menahan sebuah tuas kecil untuk membuka pengunci di ujung sabuk, lalu menyelipkan spring bar di antara celah yang tersedia.

Begitu tuas kecil dilepas, kunci pun akan menutup dan menahan sabuk di tempatnya.

Mode saat ini tersedia dalam 10 variasi bahan kulit dan 6 model berbahan silikon aneka warna. Masing-masing tersedia dalam empat pilihan lebar sabuk, yakni 16mm, 18mm, 20mm, dan 22mm.

Harganya dipatok sebesar 50 dollar AS untuk sabuk berbahan silikon dan 60 dollar AS untuk bahan kulit.

Selain dari Google, pabrikan lain pun diberi kebebasan untuk membuat aksesori sabuk serupa Mode, asalkan mekanisme Mode diperoleh dari vendor resmi Google dan produknya lolos pengujian daya tahan serta brand guideline.



Dikutip : Kompas

Google, Facebook, dan OTT Asing Gondol Rp 14 Triliun Keluar Indonesia

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai Indonesia memiliki potensi pasar digital yang luar biasa besar. Namun, hal itu belum optimal dimanfaatkan oleh pelaku industri digital di Tanah Air.

Bahkan, menurut APJII, Indonesia pada tahun 2015 lalu diprediksi kehilangan Rp 14 triliun dari pendapatan iklan digital. Kucuran uang tersebut lari ke penyedia layanan over the top (OTT) asing, seperti Facebook dan Google.

"Yang mendominasi pasar digital di Indonesia masih konten global, bukan konten lokal," kata Sarwani Dwinanto, Ketua Bidang Pengembangan Konten & Ekosistem Internet APJII dalam seminar Teknologi Digital dan Branding Pariwisata Sulawesi Selatan di Makassar yang diselenggarakan oleh Telkomsel dan Harian Kompas, Jumat (29/4/2016).

"Sayangnya dalam setahun terakhir ada uang Rp 14 triliun yang keluar dari Indonesia lewat digital ads. Mayoritas dimakan oleh Facebook dan Google," tegas Sarwani.

Dalam presentasinya, Sarwani mengungkap betapa pengguna internet di Indonesia itu memiliki potensi yang sangat tinggi. Indonesia menurut data APJII, memiliki pengguna internet yang terus bertambah dari tahun per tahunnya. Di 2014 lalu, jumlahnya 88,1 juta.

Kemudian pada 2015 jumlahnya meningkat menjadi sekitar 90 juta orang. APJII memprediksi pengguna internet di Indonesia akan tembus 100 juta pada akhir 2016.

Sayangnya, potensi tersebut tidak dibarengi dengan ekosistem digital yang memadai. Selama ini aplikasi OTT asing, dikatakan Sarwani, lebih mendominasi. Sebagai contoh, Facebook, Twitter, Path, dan sebagainya.

Jumlah pengguna Facebook di Indonesia hingga tahun lalu adalah 73 juta orang. Sementara untuk Twitter,  dalam satu jam terdapat 2,4 juta kicauan yang bersamaan dicuitkan dari pengguna di Indonesia.

Twitter pun sempat mengungkap fakta bahwa Jakarta merupakan salah satu kota dengan kicauan Twitter paling ramai di dunia.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sendiri telah merilis naskah Rancangan Peraturan Menteri (Permen) tentang Penyediaan Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet pada Jumat (29/4) lalu.

Jika sudah disahkan, naskah tersebut akan menjadi Permen yang mengatur eksistensi OTT asing di Indonesia, seperti Facebook, WhatsApp, Google, Netflix, dan layanan sejenisnya.
Dengan kata lain, seluruh layanan over the top (OTT) atau yang berjalan menumpang di jaringan internet harus mengikuti aturan itu.

Dikutip : Kompas

Keuntungan Facebook Tembus Rp 19 Triliun

Saham raksasa media sosial Facebook meningkat setelah melaporkan kenaikan keuntungan sampai tiga kali lipat dalam kuartal pertama 2016 menjadi 1,51 miliar dollar AS (sekitar Rp 19,8 triliun).

Sementara pendapatan dari iklan meningkat menjadi 5,2 miliar dollar AS (Rp 68 triliun) dari 3,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 46 triliun) tahun sebelumnya, dengan 80 persen lebih berasal dari telepon genggam.

Di Indonesia, OTT Asing Harus Siap Disadap dan Disensor

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sedang melakukan konsultasi publik terhadap Rancangan Peraturan Menteri (RPM) tentang Penyediaan Layanan Aplikasi dan/atau Konten Melalui Internet.

Naskah uji publik tersebut menunjukkan sejumlah poin yang akan dipakai untuk mengatur eksistensi penyedia layanan over the top (OTT), baik lokal maupun asing.
 
Copyright © 2013 Info Teknologi