Beberapa tahun lalu, Google dikabarkan hendak membeli WhatsApp. Pertama kali senilai 1 miliar dollar AS (sekitar Rp 13 triliun), lalu kedua kali menjadi 10 miliar dollar AS (Rp 131 triliun).
Kabar itu dibantah Google. Kenyataannya, WhatsApp kemudian bersedia diakuisisi Facebook dengan harga lebih menggiurkan, yakni 19 miliar dollar AS atau setara Rp 250 triliun.
Kini, lagi-lagi Google disebut-sebut hendak mengakuisisi layanan pesan singkat. CEO Google Sundar Pichai dikatakan diam-diam telah bertemu pendiri Telegram Pavel Durov pada akhir tahun 2015.
Rumornya, Google berminat membeli pesaing WhatsApp tersebut senilai 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13 triliun. Hal ini dibenarkan beberapa investor yang familiar dengan rencana akuisisi tersebut.
Saat dikonfirmasi, Durov membenarkan pertemuan dengan Pichai, sebagaimana dilaporkan 9to5Google dan dihimpun KompasTekno, Senin (2/5/2016).
Namun Durov enggan mengiyakan soal rencana akuisisi. Juru bicara Telegram bahkan memberikan pernyataan lebih lantang.
"Ini omong kosong. Tak ada pembicaraan akuisisi. Tak ada rencana sama sekali," kata sang juru bicara.
Benar atau tidaknya akuisisi tersebut, Google tampaknya sedang membangun kiprahnya untuk layanan pesan singkat.
Desember lalu, Google mengatakan sedang mempersiapkan layanan pesan singkat yang bakal dilengkapi asisten digital. Hal ini serupa dengan inisiasi Facebook menyematkan chatbot pada aplikasi Messenger.
Lebih lanjut, Google juga terlibat dalam pendanaan 100 juta dollar AS (Rp 1,3 triliun) untuk startup pesan singkat bernama "Symphony". Layanan tersebut kurang lebih sama dengan Telegram, yakni mengedepankan keamanan berkomunikasi maya.
Dikutip : Kompas