Pemerintah hendak mencetak 1.000 teknopreneur hingga 2020 mendatang. Meski tak berafiliasi langsung, Google juga mematok target ambisius yang berkenaan dengan rencana itu.
Raksasa mesin pencari tersebut ingin melatih 100.000 pengembang aplikasi seluler alias "mobile developer" di Tanah Air hingga 2020 mendatang. Hari ini, Kamis (31/3/2016), langkah pertama Google dimulai dengan menggelar acara bertajuk "Google for Mobile".
Selama sehari, para pengembang aplikasi dan game lokal diajak berdiskusi dan belajar dari para ahli produk Google, pemimpin industri, dan sesama pengembang lokal maupun luar negeri yang telah sukses.
Acara yang dihadiri ratusan pengembang lokal tersebut digelar sejak pukul 9 pagi hingga 5 sore nanti di ballroom Hotel Sheraton, Mal Gandaria City, Jakarta. Tak ada pungutan biaya bagi peserta yang hendak menambah wawasan di acara tersebut.
Para peserta diharapkan mampu memperoleh tips dan trik terbaik tentang bagaimana membuat produk yang bermutu, berinteraksi dengan pengguna, dan mengembangkan bisnis mobile.
Alasan di balik rencana Google
Inisiasi Google melatih 100.000 pengembang lokal bukan tanpa alasan. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu pasar utama sistem operasi mobile Android buatan Google. Ponsel pintar tak ubahnya benda vital yang setia menemani masyarakat modern Indonesia tiap harinya.
Menurut Head of Marketing Google Indonesia Veronica Utami, pasar aplikasi dan game di Indonesia sedang berkembang pesat. Ribuan pengembang lokal menciptakan aplikasi mobile dan jutaan orang menginstal aplikasi di smartphone untuk memudahkan hidup mereka.
Beberapa pembicara yang hadir pada "Google for Mobile" antara lain Head of Business Development Google Kunal Soni, Director Market Insight Google APAC Georges Mao, dan Business Development Manager Google Play David Yin.
Adapun pembicara dari jejeran pengembang antara lain CEO Inovidea Magna Global Calvin Kizana, CEO Touchten Games Anton Soeharyo, CEO Halfbrick Studios Shainiel Deo, dan masih banyak lagi.
Dikutip : Kompas