Berita Terbaru

Mobile

Marketing

Internet

Moxy dan Bilna Bergabung Menjadi MoxyBilna

Dua situs e-commerce, yaitu penyedia produk wanita, Moxy dan penyedia produk ibu dan bayi, Bilna hari ini (6/1) mengumumkan bahwa keduanya telah bergabung menjadi satu entitas bernama MoxyBilna.

Dengan meleburnya dua perusahaan tersebut, operasi Moxy di Indonesia akan diambil alih Bilna. Platform Bilna juga akan menjadi tolak ukur ekspansi grup ke negara lain.

Jajaran direksi di dalam struktur MoxyBilna juga mengalami pembaruan. Jérémy Fichet yang saat ini menjabat sebagai CEO dari Grup Moxy akan menjabat sebagai CEO dari MoxyBilna. Andrew Senduk yang sebelumnya bertindak sebagai CEO Moxy Indonesia akan menjabat sebagai Chief Revenue Office (CRO).

Kemudian Ferry Tenka yang merupakan CEO dari Bilna akan menjadi Chairman Executive untuk MoxyBilna. Dan CFO Bilna saat ini, yaitu Eka Himawan akan menjabat sebagai CFO dari kedua perusahaan yang telah bergabung tersebut.

Dominasi pasar dan melipatgandakan daya beli

Ada beberapa alasan mengapa kedua perusahaan ini memutuskan untuk bergabung menjadi satu entitas.

Pertama adalah dominasi pasar Asia Tenggara. “Dengan kerja sama ini akan membuat MoxyBilna menjadi pemimpin di Asia Tenggara,” ungkap Jeremy melalui press release yang diterima Tech in Asia.

Moxy merupakan situs e-commerce yang fokus menyediakan produk-produk untuk wanita yang telah beroperasi di Indonesia dan Thailand. Sedangkan Bilna bisa dibilang merupakan salah satu pionir e-commerce penyedia produk bayi dan ibu rumah tangga.

Kedua adalah meningkatkan daya beli. Berdasarkan hasil riset The Economist mengenai pertumbuhan online shopping di Asia Tenggara, 63 persen wanita selalu menyediakan waktu untuk melakukan pencarian produk dan jasa setiap hari. Dan sebanyak 49 persen telah memilih berbelanja dengan sistem online-to-offline.

Moxy yang merupakan bagian dari Ardent Capital, sebelumnya telah lama beroperasi di Thailand. Mereka resmi melakukan ekspansi ke Indonesia pada bulan Juli 2015 lalu. Sedangkan Bilna telah berdiri sejak tahun 2012 di Indonesia dan masih bertahan hingga sekarang.

Jadi dengan meleburnya dua perusahaan ini akan membuat daya beli yang lebih besar dari dua negara tersebut. “Dengan langkah ini, kita telah menggandakan volume transaksi dan daya beli, menciptakan skala ekonomi yang lebih besar dan memungkinkan kita untuk menyediakan produk yang lebih baik bagi konsumen.[…],” ungkap Ferry Tenka, CEO Bilna.

Dikutip ; Techinasia
 
Copyright © 2013 Info Teknologi