Bermunculannya startup mulai menjadi celah baru bagi para pencari pekerjaan. Namun di sisi lain, apa yang diharapkan startup kadang berbanding terbalik dengan calon pelamar yang masuk. Melihat banyaknya fenomena itu, Tiffany Effendy dan Peter Wijaya mendirikan JobSmart, platform pencarian kerja dengan fungsi filter, sehingga hanya menampilkan lowongan yang cocok dengan kamu.
“Kami memiliki fitur #KenaliDirimu, ini adalah semacam kuis yang akan diberikan kepada kandidat-kandidat sebelum mereka bisa melamar pekerjaan. Kuis ini untuk mengukur kepribadian dari kandidat,” tutur Tiffany.
Meminimalkan asal melamar
Berkat bermunculannya situs pencarian lowongan kerja, tak jarang kandidat mencoba berbagai posisi, bahkan hingga yang tidak sesuai dengan skill-nya. Hal ini dinilai Tiffany bisa merugikan perusahaan maupun pelamar.
Di satu sisi, perusahaan akan semakin kesulitan menemukan orang yang cocok untuk mengisi posisi tertentu. Di sisi lain kandidat juga sulit untuk menemukan pekerjaan impiannya.
Tiffany mengklaim, melalui sistem yang mereka miliki, JobSmart akan menguntungkan kedua belah pihak—baik perusahaan maupun pelamar.
Perusahaan bisa mendapat kandidat yang sesuai kebutuhan dan pencari kerja bisa mendapatkan pekerjaan impiannya.
Masih berfokus gaet pengguna
Meski JobSmart sudah berdiri sejak Mei 2015, layanan ini baru memasuki fase beta pada November lalu. Tiffany mengklaim bila di awal peluncurannya JobSmart telah menjaring 200 kandidat dengan 10.000 unique visitor. Jumlah pengguna yang masih terbatas itu membuat Tiffany dan timnya belum menjalankan monetisasi.
“Ke depan akan ada layanan berbayar untuk perusahaan yang dihitung berdasarkan poin. Nantinya perusahaan tinggal membeli saldo yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan,” jelas Tiffany.
Bila di awal sudah disebutkan JobSmart memiliki fitur #KenaliDirimu, yaitu kuis untuk mengetahui kepribadian calon karyawan, layanan ini juga tengah mempersiapkan Smart Hunter.
“Sederhananya seperti head hunter versi digital. Kandidat yang memenuhi kualifikasi akan mendapat notifikasi, dan mereka bisa menyatakan mau atau tidak dengan pekerjaan itu,” tambah Tiffany.
Beberapa fitur lain yang juga tengah dikembangkan layanan ini adalah Premium Hunter dan Smart Pick, namun sayang pihak JobSmart masih enggan menuturkan detailnya.
Menyeimbangkan jumlah pencari kerja dan perusahaan
Platform pencari kerja memang jumlahnya sudah cukup banyak tersedia di Indonesia, seperti Garyawan dan Qerja, serta nama-nama yang lebih mainstream seperti JobStreet dan JobsDB. Banyaknya kompetitor dinilai tidak menjadi batu sandungan utama bagi JobSmart.
“Kami cukup percaya dengan sistem pencocokan kami yang lebih akurat dibandingkan kompetitor,” tutur Tiffany.
Bicara mengenai target, JobSmart berencana untuk mengembangkan aplikasi mobile, dengan 1.000 perusahaan terdaftar dan 100.000 pengguna.
Apakah kamu pencari kerja yang kerap bingung menentukan ke mana langkah selanjutnya yang paling tepat? Bagaimana pendapat kamu mengenai layanan ini?
Dikutip : Techinasia